Dalam hening cawan ku lihat wajah mu
Dalam kelam malam bayangan mu bermain
Belum saja keliru ku terjemahkan
Arti hadir mu di petang hari Baca lebih lanjut
Month: Oktober 2011
Bibir Mu Rasa Anggur
Mentari baru saja muncul diupuk timur mengeringkan embun dan memaksa tinggalkan mimpi semalam, kuncup bunga meraung diantara desir bayu tergelupas senyum mu diketika itu dari sudut jendela perantauan jiwa ku menemukan kau yang merindu disana. Baca lebih lanjut
Sampai Mati Ku Ingat Kamu, Ah Masak Sich
Mengintai sudut ruang diantara rindu tercecer, kabutpun mengabaikan awan riuh sajaknya mengumpat rindu terbengkalai dibanting hari, hati ku mulai menepi menetap disamping mu sayang ku.
Ingatkah kau, ditepi laut lepas dulunya kau menjanjikan untuk tak meninggalkan ku, ya mungkin saja disaat itu hati mu lagi bergelora karna cinta waktu itu. Kok kini cinta itu tak ada lagi ya. Wow sensasinya dirimu luar biasa, kenapa begitu cepat kau alihkan dengan alasan cinta itu bukan lagi untuk ku. Baca lebih lanjut
MERAH JAMBU WARNA MU
Kau tersenyum mawar ditangan
Bahasa tubuh mu begitu menawan
Aku kaku diatas batu
Akan rona merah jambu mu Baca lebih lanjut
JERANYA SANG MANTAN
Pagi dalam pelukan mendung, belaian air rintik-rintik telah menjamah dingin, risau menunggu kopi datang kebetulan loteng dan atap telah bermain musik. selamat pagi sayangku
Pagi diawali rasa gundah dari langit terlihat menyepi seiring roda waktu berputar, kisah berputar balikan fakta terdengar sangat pesimis dari ranah negeri yang tak terkunjungi lagi. Ah, mencintai sekedarnya saja berkilah teman ku, habis banyak banget sich persoalan terjadi dalam ranah cinta tak jua kunjung menuju arah diinginkan. Baca lebih lanjut
AKU MENCINTAI SEORANG PELACUR
“Makin panas saja kota Banda Aceh”, celoteh seorang kawan pada suatu sore. Di sebuah teras, di bawah langit mentari pancarannya silau benturan kumpulan air di kubangan dekat kebun tumbuhi rumput-rumput tanpa tanaman lain sekilas terlihat.
Waktu kian beranjak seiring pertemuan kerap dibatasi waktu, tanpa menyadari jurang pemisah di antara kabut menutupi awan malam pun bercerita setelah meninggalkan warna jingga diujung senja. Baca lebih lanjut
Edisi 01
Menyimak belahan angin berhembus, rindupun berpadu pada yang tak ku mengerti, mengelitik naluri seakan janji masih terpatri, pada yang berlalu di bayu pagi, pada yang menatap diujung senja menanti, aku saja masih berkutit pada siang terbelai angin.
Baca lebih lanjut