Setetes Darah dan Cinta Dahlia (episod 5)


Bilangan genap dalam rumusan matematika terlihat masih berjejeran. Seperti membentuk kubus lalu hadirnya sisi sama panjang. Mungkinkah itu terkadang alasan membutuhkan kuadrat.
Pun kesedihan tidaklah rasional. Suatu akar 3 yang lain telah diam diam mendatangiku, bersama kami berkali membentuk satu angka yang kita pilih.
Dan pun cinta adalah jawaban nyata tentang makna hidup yang terkadang sulit dimengerti.

Seperti sore itu, kami kembali bertemu Dahlia, namun kali ini dia membawa temannya. Katanya kawan sekamar, saat ada pernyataan demikian aku tak membentuk rumus2 baru untuk sekedar tanya dan mengembangkannya.

Cerita cinta tak akan ada habisnya sepanjang peradaban pun terus dibicarakan walau terkadang hidup lurus itu bukanlah sebuah dosa tetapi sangat baik apalagi beribadah berjamaah.

Pendek dan panjang bincang2 kami disekitar bibir pantai yang hanya berjauhan 2 km. Intinya tak terdengar deburan ombak, hanya sekali2 melirik senyum gemetarnya serta penuh kekakuan si kawannya Dahlia ini kita sebut saja namanya Anggrek.
OOS ; dah lama ya temanan kalian.

ANGGREK ; “udah bang, tapi kalau dg abg baru sekali ini jumpa.”
(Ujarnya sambil menghela nafas, seakan2 dia mau berenang)

OOS ; dek, pa udah pernah donor darah?

ANGGREK ; “Belum bang”

OOS; kenapa?

ANGGREK ; “ya karna belum penting aja bang, kan selama ini nggak merasa penting donor darah itu. Apalagi kalau donor darah itu sakit”

OOS ; enggak merasa pentingnya, apa nggak mau membantu orang lain. Kata siapa donor darah itu sakit dek, kan kamu belum pernah donor darah?

ANGGREK ; “Iya bg, kalau nanti ntah nggak tahu. Dengar2 sich sakit waktu ditusuk dengan jarum itu, kan jarumnya gedek bang.”

OOS; dek, kek mana bisa kamu katakan sakit tentang yg belum pernah kamu alami, itu hanya rasa takut, ketakutan hanya ada diperasaan mu dan itu sebuah ilusi.

ANGGREK ; “iya hai bang sakit tu. Ah nggak mau bg”

OOS ; Dek, kalau begitu. Izinkanlah aku untuk menyakiti mu agar kau cepat bahagia.

ANGGREK ; “kek mana bahagia jika disakiti bang”.

OOS ; kata mu tadi, bahwa donor darah itu sakit padahal tidak sakit malahan membuat sehat secara kesehatan. Maksudnya, jika itu memang sakit maka kita buktikan kesakitan itu, biarkan aku menyakitinya dengan mengajak mu ke Unit Transfusi Darah. Sehingga kau cepat bahagia, maksudnya, setelah donor darah nanti kamu mengetahui betapa berarti dan bergunanya dirimu untuk orang lain sungguh hal tersebut adalah sebuah kebahagiaan. Ya itu jika darah mu nggak terkenak virus.

ANGGREK ; “emangnya flasdisc bang bisa kenak virus.”

OOS ; hehehehe, ya itu semua melalu proses pemeriksaan oleh tenaga medis dek. Jiwa yang sehat, darah yang sehat, akan menghasilkan tindakan tindakan yang sehat.

ANGGREK ; “Adek pikir2 dulu ya bang, kalau ntar udah merasa siap untuk donor darah akan Anggrek hubungi abg, ya. Minta lu pin bg OOS”

OOS ; Semoga dek, rasanya tak adil saja jika naluri ingin membantu dapat dikalahkan oleh rasa takut yang menghantui. Ini pin OOS ya 229887E9.

Begitulah kiranya bincang2 kami sebelum benar2 waktu magrib. Anggrek menunggu waktu yang tepat untuk mendonor darah sedangkan pendonor lainnya banyak yang tepat waktu donorkan darahnya. Sampai jumpai di episod selanjutnya.

BFLF Aceh Barat Daya.
Salam Sayang Penuh Cinta Selalu

Nasruddin Oos

Blangpidie, 23 September 2014.

SETETES DARAH DAN CINTA DAHLIA. (Ep.3)


Senja berkemas lalu pergi padahal rindu masih bersarang di sanubari. Handphone yang bentuk huruf2nya telah memudar berbunyi dengan nada lagu “Perawan Desa”. Begini liriknya yg mjd nada “Hai pemuda tampan rupawan tetapi jangan terlalu menggoda merayu wanita yg lemah segalanya”. Hehe dangdut untuk nada BBM news.

DAHLIA ; “Bg OOS, kok banyak kali yg pasang DP anak bayi yg dibalut dengan kain sarung kotak2, emang ada kejadian apa bg.”

OOS ; oh itu, ada perempuan yg membuag bayi, dek.

DAHLIA ; “perempuan mana sich saat tega melakukan itu?”

OOS ; jangan panik gitu donk.

DAHLIA ; “Bg OOS ya gampang ngomongnya, saya sebagaimana perempuan sangat terpukul atas kejadian perempuan yang membuang bayinya.”

OOS ; iya dek, tapi jangan panik dulu artinya kita berharap pelaku pembuang bayi tersebut cepat ketahuan dan ditangkap oleh pihak berwajib serta dapat ditindak secara hukum yg berlaku.

DAHLIA ; “Kurang hajar banget perempuan yang buang bayi itu bang, saya selaku perempuan juga mengutuk atas perbuatan dia.”

OOS ; Memang akhir2 ini banyak kejadian tentang amoral, pelecehan seksual pada anak, pembuangan bayi. Ntah bagaimana moralnya itu.

DAHLIA ; “bg Oos, saya berharap pelakunya cepat ditangkap, setiap kejahatan yg dilakukan harus dipertanggungjawabkan secara hukum dan kepada Allah SWT.

Hanya sampai disitu OOS berkirim pesan dengan Dahlia, karena ada pendonor bernama Dedy yang datang ke UTD untuk mendonor darah O kepada Pasien AZHAR (43) yang mengalami Anemia.

Setetes darah anda nyawa bagi mereka.

Thanks, Salam sayang penuh cinta selalu.

Tunggu lagi episod selanjutnya…

NASRUDDIN OOS | BFLF Aceh Barat Daya

SETETES DARAH DAN CINTA DAHLIA. Ep. 6.


Gelap dan warna itam telah menjadi hal biasa di malam hari, semilir mulai nakal memainkan rambut ikal, padahal pakek topi. Beberapa kampung hanya terlihat cahya senter dan api hiasan lilin, ah cahya semu. Handphone kembali berdering, menyeret dari saku celana lalu melihat, oh rupanya Dahlia yang call me.

DAHLIA : “Assalamualaikum bang Oos, sombong banget, kok nggak pernah sich kirim pesan pendek.” Ujarnya diseberang sana

OOS : Bang Oos kan nggak pesan apa apa, kenapa harus pendek dik.

DAHLIA : “Selalu kek gitu dia e. Bang, ni Dahlia mau minta tolong, ada keluarga kawan lagi sakit dan membutuhkan darah. Pa bisa bang.”

OOS : ya bisalah dek, siapapun memerlukan dan sesiapapun boleh donor darah jika memenuhi syarat yang ditentukan. Nah adek kan masih ingatkan syaratnya. Emang siapa kawan adek itu.

DAHLIA : “Insya Allah masih ingat bang, salah satunya nggak minum obatkan selama satu minggu, cukup HB dan tensi serta BB 50 kg kan kalau didaerah kita ini. Itu bang, keluarganya si Mel, perlu darah golongan B, 3 kantong.”

OOS : Si Mel yang mana tu dek, ni ya adek isi data pasien dulu. Nama, umur,jenis kelamin, alamat, sakit apa, Goldar dan berapa kantong, no HP pihak keluarga yang bisa dihubungi jika nanti ada pendonor.

DAHLIA : “Iya bang, data pasien masih ada ni Dahlia simpan. Itu bang si Mel, nama lengkapnya Melati. Sebentar bang ya, Dahlia kasih data ini dulu sama si Mel.”

OOS : Dek, si Mel itu apa udah punya cowok dia.

DAHLIA : “kenapa sich bang, tanya tanya itu, abang naksir ya. Dia udah punya pacar bang, baru saja pacarnya pulang.”

OOS : Abang tanya bukan karena naksir kok, cuma mau tanya lagi. Cowok si Mel itu golongan darahnya apa. Kalau dia belum tahu goldarnya biar kita cek dulu, yang penting dia mau donor darah. Apalagi itu untuk keluarga pacarnya, kan senang keluarga si Mel nanti jika cowoknya donor darah. Apalagi saat dibutuhkan.

DAHLIA : “Cowok si Mel itu Goldarnya B, tapi dia nggak berani donor darah, katanya dia pingin banget mendonor darah untuk keluarga si Mel namun dia takut jarum suntik. Begitu dibilang perlu goldar B tadi, dia langsung pamit pulang.”

OOS : hehehehe, emang hubungan mereka serius ya dek.

DAHLIA : “Bang Oos kok ketawa sich, ngejek kali dia ni. Hubungan si Mel dengan cowok dia serius bang, mereka kan sudah berjanji cinta sampai mati.”

OOS : Hahahaha, bilang cinta sampai mati, kok donor darah kagak berani dek. Cinta bukan sekedar kata kata, tapi perlu pembuktian. Cinta bukan hanya dipamerin tapi perlu keseriusan, cinta bukan sekedar jalan jalan tapi perlu pengorbanan.

DAHLIA : “Bang Oos kok udah ngomongin cinta cintaan sich. Intinya bang bahwa cowok dia nggak berani donor darah dan dia udah pulang serta nomor handphonenya tak bisa dihubungi, padahal si Mel mau pesan nasi goreng. Ini datanya udah siap bang, dikirim lewat sms saja ya. Makasih banyak bang Oos ya.”

OOS : jadi perlu cowok cuma untuk beli nasi goreng ya dek, hehehe wah lain kalilah kaum kami ya. Oke dek, thanks ya atas informasi keperluan darah, abang buat bahan untuk BC dulu ya, semoga nanti ada pendonor yang datang dengan suka rela. Insya Allah, semoga Allah mempermudahkannya. Selamat malam, selamat istirahat.

Thanks dan Salam sayang penuh cinta selalu
Nasruddin OOS
Padang Sikabu, 22 Oktober 2014

SETETES DARAH DAN CINTA DAHLIA. (Ep.2)


Setelah hari kemarin, Dahlia kembali menghubungi OOS. Rupanya kemaren itu Dahlia tidak jadi ke Unit Transfusi Darah (UTD) RSUD Teungku Peukan, begini cuplikan dialognya ;

DAHLIA ; “Bang OOS, Mentari pagi terlihat cerah, tidak seperti kemarin mendung tapi hati Dahlia tetap galau”

OOS ; Cahya mentari memang tak mampu menembus cahyanya kerelung hati mu dek, bukankah cahya keimanan itu akan selalu mampu menembus pori-pori dan kisi-kisi hati mu, apa gerangan lagi.

DAHLIA ; “Dahlia terus didesak untuk menerima lamaran mantan Dahlia bang, orang tua kampung juga sudah bicara. Tapi hati Dahlia masih cinta pada pacar sekarang ini. Memang kami belum lama pacaran tapi kami kan sudah saling mengerti”

OOS ; Hahahahaha, belum lama pacaran tapi sudah saling mengerti, kek mana ceritanya tu dek bisa saling mengerti, orang yang sudah berpacaran dan berumah tangga puluhan tahun saja belum habis saling mengerti. Hubungan singkat kok udah saling ngerti ya. Instan banget sich.

DAHLIA ; “Kok diketawain bang, bang Oos jahat banget. Bukannya kasih solusi malah ketawain”

OOS ; cara mu itu dek membuat abang ketawa. Tapi ketawa inikan belum terbahak bahak. Eh gimana, kemaren jadi nggak pacar dan mantan pacar mu itu diajak donor darah?.

DAHLIA ; “Nggak jadi bang, kata mereka berdua bahwa mereka sering bergadang, tensinya pasti nggak cukup.”

OOS ; tahu dari mana tensinya nggak cukup dek.

DAHLIA ; “kata mereka berdua bang”

OOS ; Kompak banget ya mereka. Emang udah periksa secara medis.

DAHLIA ; “Periksa belum sich, kan masih kata mereka bang”

OOS ; terus adek percaya, biarkan saja medis yang mengatakan bisa atau tidak donor darahnya. Bukan kita yang bilang nggak bisa.

DAHLIA ; “Emang syarat donor darah apa saja sich bg,”

OOS ; Syarat donor darah ;

– Berbadan sehat

– Usia 17-65 Thn

– Berat Badan 50 Kg (kantong 350 cc)

– Tidak sedang menderita penyakit atau tidak sedang mengkonsumsi obat (pil)

– Jarak waktu Donor 3 bulan

DAHLIA ; “Thanks atas infonya”

SETETES DARAH DAN CINTA DAHLIA. (Ep.1)


Sore bertamu dengan iringan lagu, kupu kupu menari dengan sayap sayapnya diujung dahan tumbuh daun kehijauan. Senja hampir datang kumpulan elang belum habis pulang, seorang perempuan pun berkirim pesan, kita sebut saja namanya DAHLIAH, tak berlangsung lama pesan singkat saling berbalas.

DAHLIA ; “Hai bang Oos, apa kabar,”

OOS ; kabar baik dek, lalu bagaimana dengan dirimu, adakah baik selalu.

DAHLIA ; “Baik baik saja bang, walau sering galau sich. Pa udah nikah bang”

OOS ; emang galau itu kek mana sich, apa kek orang yang belum nikah ya?

DAHLIA ; “ah nggak percaya kalau seorang Oos nggak tahu galau. Kapan nikahnya bang”

OOS ; ya benaran kok nggak tahu itu galau, insya Allah secepatnya dek. Doain ya semoga cepat dapat jodoh.

DAHLIA ; “sip bang Os, didoin kok, tapi doain juga buat adek. Karena adek lagi galau ni tentang dua pilihan”

OOS ; maksudnya?

DAHLIA ; “begini bang, adek sekarang pacaran, lalu ada mantan adek yang dulu sempat pacaran empat tahun kini melamar adek, mantan adek juga baik kok, mesti ada kasarnya dikit tapi orang tua setuju kalau adek menikah dengan mantan adek bukan dengan pacar adek,”

OOS ; lalu suara hati mu dek?

DAHLIA ; “adek tetap ingin dengan pacar sekarang bukan dengan mantan, tapi ini sudah jelaskan pada orang tua.”

OOS ; emang pacar dan mantan adek itu bersih nggak secara kesehatan, maksudnya jangan nanti adek menikah dengan orang yang sudah memiliki penyakit spilis atau HIV?

DAHLIA ; “Ngak tahu bang, kayaknya dia itu bersih kan dia orang baik bang”

OOS ; emang kapan jadian dengan pacar sekarang, lalu bagaimana kehidupan sang mantan mu setelah putus dulu. Nah kita kan nggak tahu itu, makanya perlu pembuktian.

DAHLIA ; “kek mana cara membuktikannya bang”

OOS ; oh itu gampang dek, ajak saja dia itu donor darah, kalau adek tanya dia itu bersih dari spilis
atau HIV kan bisa tersinggung dia nanti.

DAHLIA ; “oh begitu bang ya, ntar adek ajak dia untuk donor ya, mau atau tdk belum tahu adek bang.”

OOS, Menunggu pendonor darah!!