Terlalu Birokratis?


Terlalu Birokratis?

oleh Fandy Ahmad (catatan) 16 Juli 2009 jam 3:39

Berawal dari Mukernas Bau-bau, kawan-kawan Persma di Aceh mengutarkan keinginan untuk membuat wadah jaringan dan gerakan persma di Aceh kemudian otomatis di Nasional. Pasca Mukernas Bau-bau kemudian terjadilah komunikasi antara saya dan saudara Nasruddin serta Ajla Yusnadi (mereka berdua datang ke bau-bau atas undangan Pengurus Nasional PPMI, sebelumnya sempat kontak-kontakan entah dari mana kontak saya diperoleh). Pertanyaan yang sering diutarakan kawan-kawan aceh adalah; kapan kami bisa Muskot?
DEN dan BP Nas telah dimintai pertimbangan permasalahan itu sekitar Februari lalu. Kesimpulan yang diambil kemudian buat Carekater dan tunjuk PJS-nya. Hari itu juga, 3 Februari 2009 dibuatkan SK Caretaker dan Surat Tugas PJS (ditunjuk saudara Nasruddin) atas permintaan kawan Nasruddin. Saya sempat kaget karena alasan saudara Nasruddin legitimasi kemudian menjadi penting, agar kawan-kawan Pers Mahasiswa di Aceh percaya bahwa saudara Nasruddin memang ditunjuk oleh nasional sebagai PJS Caretaker Aceh. Harus dimaklumi kondisi yang demikian, walaupun saya katakan keinginan pembentukan PPMI DK Aceh adalah keinginan Persma di Aceh.
4 Februari dikirimlah surat itu, benar gambar kabur (kapasitas kecil), lalu mengajak nasruddin chating nasinal untuk mengirim lewat YM, ditolak oleh aplikasi (kapasitas terlalu besar), lewat e-mail (dikirim 7 kali) pun demikian. Kemudian dikirim dulu berkas hasil-hasi Kongres Mataram dan Mukernas Bau-bau, agar kawan-kawan Persma di Aceh mempelajarinya. Nasruddin menelpon agar SK dan surat tugas yang dimintanya dikirim via pos/tiki. Pendanaan tak ada, sempat berkeliling LPM di Jember, tak ada sepeserpun (tau sendiri bagaimana kondisi LPM), minta sama alumni belum ada yang bisa membantu, ngutang sama teman utang saya terlalu banyak untuk konsolidasi kota-kota, dan uang kiriman orang tua tak kunjung datang (maaf kalau terlalu melankolis).
Oh, iya dalam kondisi seperti ini beberapa kota memberikan pertimbangan agar ditunda dulu Muskot Aceh. Alasannya PPMI belum mengetahui kondisi Aceh secara keseluruhan (materi (karya, dll) non meteri (dinamika, cultur dll)). Kemudian Sekjend Nasional meminta Persma di Aceh untuk membangun dahulu basisnya sambil menunggu SK dan surat tugas yang diminta (Sekjend Nasional sempat memplaningkan kunjungan ke Aceh bulan April lalu, dan memberikan langsung SK dan surat tugas yang diminta, sekaligus pembacaan dan penguatan konsolidasi Caretaker Aceh) namun dibatalkan dan tidak dimasukkan dalam planning kunjungan Sekjend. Salut untuk saudara Nasruddin yang gencar memberikan informasi perkembangan Persma di Aceh, bahkan tak tanggung-tanggung memberikan laporan detailnya. Sayang tubuh Sekjend Nasional hanya satu, Sekjend Nasional bukan dewa atau Superman yang sempurna (walaupun sudah cuti I Semester). Selasa kemarin terbesit dipikiran saya Aceh, Aceh, dan Aceh…(kota lain tetap ada kok!) Kebetulan saat itu juga Nasruddin menelfon saya perihal pembentukan PPMI DK Aceh. Kebetulan sekali! Saya katakan keinginan Muskot adalah keinginan Persma Aceh yang berniat mewadahkan diri dalam PPMI DK Aceh.
Sempat saya katakan jangan terjebak dengan legitimasi! GBHO/GBHK menjelaskan pola semi otonom disitu (kalau sudah jadi kota). Obrolan pun berlanjut, saya katakan Persma Aceh silahkan Muskot!!! Dengan pertimbangan kegigihan dan semangat kawan-kawan Aceh yang luar biasa (secara de facto: rajin mengikuti chating nasional dibandingkan kota-kota yang KACANG (KEAKEAN CANGKEM), aktif berkomunikasi dengan nasional, bahkan saya sempat malu; bukan saya yang menghubungi mereka, tapi sebaliknya (dibandingkan beberapa kota yang suka meminta ke nasional), dan seabrek peran aktif lainnya.
Kesimpulannya Aceh sangat OPTIMAL (kalau kita berbicara optimalisasi kota). Sudah diutarakan di Dies Natalis tentang sulitnya mengoper proker nasional, bahkan kota menggarap proker kota sendiri sulitnya minta ampun! Satu tahun kepengurusan habis tenaga untuk optimalisasi kota, proker kota maupun nasional terbengkalai untuk hal-hal semacam itu aya yakin Aceh tidak demikian! Fakta membuktikan kok! Maafkan ketika hal yang sangat teknis menjadi penghambat (kelewatan betul)! Harapan saya dengan hadirnya persma.com dan merahputih-online.com bahkan facebook, segalanya serba dimudahkan! Yang ada dipikiran saya saat ini adalah; “bagaimana caranya mengkonsolidasikan kota-kota tanpa harus turun langsung ke kotanya (habis waktu, tenaga, materi, sudah beberapa kali turun ke kota-kota)” Terima kasih apresiasi online sangat bagus dari kawan-kawan. Dan semoga tidak ada lagi kesalahpahaman diantara kita, tentunya kita sudah dewasa! Mengklaim negatif segala sesuatu tanpa mengkroscek dari berbagai sisi permasalan itu adalah salah! Jika tidak demikian, anda adalah OKNUM, dan SILAHKAN KEMBALI KE OSIS!

Salam Pers Mahasiswa!

Fandy Ahmad

NB: Sebarkan ke yang lain!!!!

Tinggalkan komentar